Senin, 24 November 2008

35 Tahun Darunnajah


Darunnajah kini berusia 35 tahun.
Mari kita rayakan dengan meriah!

Info selengkapnya bisa dilihat di www.darunnajah. com atau silahkan klik LINK INI

Senin, 17 November 2008

Pesantren Darunnajah II Cipining Menrima Dan Menyalurkan Hewan Qurban Dari Kaum Muhsinin


Menurut Ketua Panitia Idul Kurban Ust Imam Ghozali, Hewan Qurban tersebut, selanjutnya disalurkan kepada Para Fakir, Miskin, Yatim, Orang Jompo di sekitar Pondok Pesantren Darunnajah Cipining. Santri dan warga Pesantren Darunnajah Cipining

Oleh karena itu, panitia membuka kesempatan masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan qurbannya dapat diantar langsung ke Sekretariat Pesantren (0251) 7140875, atau menghubungi Panitia Qurban Imam Ghozali telp. 087870447947 atau Muh. Mudatsir telp. 081311206287.

Selain itu, panitia juga siap menjemput dana qurban kaum Muslimin/muslimat di rumah dan kantor masing-masing. Adapun rinciannya;


Tipe dan Harga


  1. Domba

1. Tipe A 40 kg> Rp. 1.200.000,-

2. Tipe B 35 kg> Rp. 1.100.000,-

3. Tipe C 30 kg> Rp. 1.000.000,-

4. Tipe D 25 kg> Rp. 900.000,-

5. Tipe E 20 kg> Rp. 800.000,-


  1. Kambing Jawa

1. Tipe A 40 kg> Rp. 1.500.000,-

2. Tipe B 35 kg> Rp. 1.300.000,-

3. Tipe C 30 kg> Rp. 1.200.000,-

4. Tipe D 25 kg> Rp. 1.000.000,-

5. Tipe E 20 kg> Rp. 900.000,-


  1. Sapi dan Kerbau

1. Tipe A 300 kg> Rp. 12.000.000,-

2. Tipe B 250 kg> Rp. 10.000.000,-

3. Tipe C 200 kg> Rp. 9.000.000,-

4. Tipe D 195 kg> Rp. 8.000.000,-

Bisa untuk paket 7 orang dengan harga mulai Rp. 8.000.000,- sd Rp. 12.000.000,-


Cara Penyaluran Dana/Daging Hewn Qurban

  1. Via Wesel, dialamatkan ke Sekretariat Pesantren Darunnajah Cipining, Jalan Argapura Kotak Pos 1 Jasinga Bogor 16670 Jawa Barat.
  2. Via Bank BNI Cabang Dramaga Bogor atas nama Pesantren Darunnajah 2 Cipining No. 3892167 dengan menyertakan bukti transfer dan dikirim ke Pesantren Darunnajah atau ke 0251 7140875 / 085813172105 (Sekretaris Pesantren), 081311206287 (TU Pesantren), 081514194006 (Pimpinan Pesantren).
  3. Diserahkan langsung kepada Tata Usaha Pesantren Darunnajah Cipining.
  4. Menghubungi saudara Muhammad Mudatsir, S.H.I. (081311206287), Imam Ghozali (087870447947) untuk kami ambil ke alamat Bapak/Ibu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya lokasi Pemotongan dan Pengulitan Hewan Qurban dipusatkan di Pasantren Darunnajah Cipining. Insya Allah akan dimulai pemotongan selesai shalat Ied.

download buku panduan :

PROPOSAL KEGIATAN.doc

Hari Raya 'Iedul Adhha.doc

Qurban atau Udhhiyyah (Sembelihan).doc

Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah.doc





Minggu, 16 November 2008

Nasihat Kepada Para Gadis Remaja

Nasihat Kepada Para Gadis Remaja Dengan terbata-bata dan diiringi linangan air matapenyesalan seorang remaja putri bertutur,Peristiwa ini bermula hanya dari pembicaraan melalui telepon antaradiriku dengan seorang pria, lalu berlanjut membuahkan kisah cinta diantara kami. Ia merayu bahwa dirinya sangat mencintaiku dan inginsegera meminangku. Dia berharap dapat bertemu muka denganku, namunaku sungguh merasa keberatan, bahkan aku mengancam ingin menjauhidirinya, kemudian menyudahi hubungan ini. Akan tetapi aku tak kuasamelakukan itu. Maka aku putuskan dengan mengirimkan fotoku dalamsebuah surat cinta yang semerbak dengan wangi aroma bunga mawar.

Gayung bersambut suratku pun dibalas olehnya, dan semenjak itu kamisering saling kirim surat. Suatu ketika melalui surat, ia mengajakkuuntuk keluar pergi berduaan, aku menolak dengan keras ajakan itu.Tetapi ia balik mengancam akan membeberkan semua tentang diriku,foto-fotoku, surat cintaku, dan obrolanku dengannya selama ini melaluitelepon, yang ternyata ia selalu merekamnya. Aku benar-benar dibuattak berdaya oleh ancamannya.

Akhirnya aku pun pergi keluar bersamanya dan berharap dapat pulangkembali ke rumah dengan secepatnya. Memang aku pun akhirnya pulang,namun sudah bukan sebagai diriku yang dulu lagi, aku telah berubah.Aku kembali ke rumah dengan membawa aib yang berkepanjangan, dan suatuketika kutanyakan kepadanya, Kapan kita akan menikah Apakah tidaksecepatnya Namun ternyata jawaban yang ia berikan sungguh menyakitkan,dengan nada menghina dan merendahkanku ia berkata, Aku tak maumenikah dengan wanita rendahan sepertimu!

Wahai saudariku tercinta!

kini engkau tahu bagaimana akhir dari hubungan kami yang jelas-jelasterlarang dalam agama ini. Oleh karena itu waspada dan berhati-hatilahjangan sampai engkau terjerumus dalam hubungan semacam itu. Jauhilahteman yang buruk perangai, yang suatu saat bisa saja iamenjerumuskanmu lalu menyeretmu ke dalam pergaulan yang rendah danterlarang. Ia hiasi itu semua sehingga seakan-akan menarik danmerupakan hal biasa yang tidak akan berakibat apa-apa, tak akan adaaib dan lain sebagainya.

Jangan percaya omongannya, sekali lagi jangan gampang percaya! Itusemua tak lain adalah tipu daya yang dilancarkan oleh syetan danteman-temannya. Dan jika engkau tak mau berhati-hati maka sungguhhubungan haram itu akan berakibat sebagaimana yang telah kusebutkan diatas atau bahkan lebih parah dan menyakitkan lagi.

Berhati-hatilah jangan sampai engkau terpedaya dengan bujuk rayu paralaki-laki pendosa itu yang kesukaannya hanya mempermainkan kehormatanorang lain. Mereka adalah pembohong, pendusta dan pengkhianat, walausalah satu dari mulut mereka terkadang menyampaikan kejujuran dankeikhlasan. Apa yang diinginkan mereka adalah sama, dan semua orangyang berakal mengetahui itu, seakan tiada yang tersembunyi. Berapakali kita mendengarkan, demikian juga selain kita tentang perilakukeji mereka terhadap para gadis remaja.

Namun sayang seribu sayang bahwa sebagian para gadis tak bisamengambil pelajaran dari peristiwa memalukan yang menimpa gadislainnya. Mereka tak mempercayai segala ucapan dan nasehat yangdiberikan kecuali setelah peristiwa itu benar-benar menimpa, dansetelah terlanjur menjadi korban kebiadaban lelaki amoral itu. Tatkalamusibah dan aib yang mencoreng muka telah terjadi, maka ketika itulahia baru terbangun dari keterlenaannya, timbullah penyesalan yangmendalam atas segala yang telah dilakukannya. Ia berangan-angan agaraib, derita, dan kegetiran itu segera berakhir, namun musim telahberlalu dan segalanya telah terjadi,yang hilang tiada mungkin kembali! Mengapa semua jadi begini

Saudariku Tercinta!

Bagi yang terlanjur jatuh dalam hubungan yang haram dan terlarang,

jika mau berpikir maka tentu ia akan menjauhi cara seperti itu sejakawal mulanya. Sehingga tak seorang pun bisa mengajaknya demikianberpetualang dalam cinta. Sebab dalam petualangan tersebutmempertaruhkan sesuatu yang paling mulia yang merupakan lambang hargadiri dan kesucian wanita. Jika sekali telah hilang, maka tak akanmungkin kembali selamanya. Wanita mana yang menginginkan agar miliknyayang paling berharga hilang begitu saja dengan sia-sia demi kesenangansekejap Lalu setelah itu kembali ke tengah-tengah keluarga danmasyarakat dalam keadaan terhina dan tersisih tiada mampu mendongakkankepala

Tiada lagi laki-laki yang mengingin kannya, hidup terkucil dan penuhkerugian yang selalu mengiringi sisa umurnya. Hatinya makin terirismanakala melihat teman sebayanya atau yang lebih muda telah menjadiseorang istri, seorang ibu rumah tangga dan pendidik generasi muda.

Oleh karena itu wahai saudariku, pikirkanlah semua ini! Jauhilaholehmu hubungan muda-mudi yang melanggar aturan agama agar engkautidak menjadi korban selanjutnya. Ambillah pelajaran dari peristiwayang menimpa gadis selainmu, dan jangan sampai engkau menjadipelajaran yang diambil oleh mereka. Ketahuilah bahwa wanita yangterjaga kehormatannya itu sangatlah mahal, jika ia mengkhianati dantak menjaga kehormatan itu, maka kehinaanlah yang pantas baginya.Tetaplah engkau pada kondisi jiwamu yang suci dan mulia dan janganlahsekali-kali engkau membuatnya hina serta menurunkan martabat danketinggian nilainya.

Jangan kau kira bahwa untuk mendapatkan seorang suami yang baik hanyadapat diperoleh melalui obrolan lewat telepon ataupun pacaran danpergaulan bebas. Banyak di antara mereka yang jika dimintaipertanggung jawaban agar segera menikah justru mengatakan:

Bagaimana mungkin aku menikahi wanita sepertinya.

Bagaimana pula aku rela dengan tingkah laku dan caranya.

Bagi wanita yang telah mengkhianati kehormatannya sehari saja.

Maka tiada mungkin bagi diriku untuk memperistrinya.

Bila engkau tak menginginkan jawaban yang menyakitkan seperti ini makajangan sekali-kali menjalin hubungan terlarang, cegahlah sedinimungkin. Selagi dirimu dapat mengen-dalikan segala urusan yangmenyangkut pribadimu, maka kemuliaan dan harga diri akan terjaga.Carilah suami dengan cara yang baik dan benar, sebab kalau toh engkaumendapatkannya dengan cara gaul bebas dan cara-cara lain yang tidakbenar, maka biasanya akan berakibat tersia-sianya rumah tangga danbahkan perceraian. Rata-rata kehidupan mereka dipenuhi oleh duri,saling curiga, menuduh, dan penuh ketidakpercayaan.

Jangan kau percayai propaganda sesat yang berkedok kemajuan zamanatau mereka yang menggembar-gemborkan kebebasan kaum wanita yangmengharuskan menjalin cinta terlebih dahulu sebelum menikah.Janganlah terkecoh, sebab cinta sejati tak akan ada kecuali setelahmenikah. Sedang selain itu, maka pada umumnya adalah cinta semu, hanyamengikuti angan-angan dan fatamorgana, sekedar menuruti kesenangan,hawa nafsu, dan pelampiasan emosi belaka.

Ingatlah bahwa kehidupan dunia ini sangatlah singkat dan sementara,mungkin sebentar lagi engkau akan meninggalkannya. Maka jika ternyataengkau telah terkhilaf dengan dosa-dosa segera saja bertaubat memohonampunan sebelum ada dinding penghalang antara taubat dengan dirimu.Demi Allah nasihat ini kusampaikan dengan tulus untukmu dan itu semuasemata-mata karena rasa sayang dan cintaku kepadamu.

Sumber: Buletin Darul Wathan “nihayatu fatah�

Artikel Nasihat Kepada Para Gadis Remaja diambil dari http://www.asofwah.or.id

Sabtu, 15 November 2008

WANTED: Cewek Cerdas!


Cewek cerdas, kayaknya saat ini lagi laris manis bak kacang goreng. Ungkapan-ungkapan yang terlontar dan sering terdengar ‘udah keren, cakep, cerdas lagi’. Dan berbagai ungkapan sejenis. Bahkan dalam ajang yang notabene umbar aurat semisal pemilihan model dan Miss Universe yang sudah berlalu, kategori brain juga dimasukkan sebagai faktor kemenangan. Biar keren gitu loh kelihatannya. Meski pada faktanya juga kecerdasan mereka pada nggak bisa dipertanggungwajabkan. Inget kasus Nadine Chandrawinata kan?

Eh, tapi kenapa juga yang sering cerdas dalam nilai akademis, apalagi lomba-lomba sains dan teknologi, seringnya didominasi para cowok? Apa bener sih cewek itu memang makhluk lemot dan hanya punya fisik sebagai andalan? Hmm... untuk menjawab hal beginian emang nggak mudah sih. Yuk kita bahas satu per satu, yuk.

Cewek cerdas, ada nggak sih?

Baru-baru ini banyak banget diselenggarakan ajang olimpiade sains tingkat nasional dan internasional. Tapi kalo kita amati, sepertinya nama-nama yang muncul mayoritas dari makhluk berjenis cowok. Andhika Putra, Ali Sucipto, Purnawirman, Michael Andrian dan Ario Prabowo. Kemana nih para cewek-ceweknya? Apa iya mitos tentang cewek tuh makhluk kelas dua jadi terbukti hanya gara-gara cowok selalu lebih unggul dari cewek?

Sebetulnya juga nggak gitu-gitu banget kok. Ada juga cewek cerdas seperti Aulia Tirtamarina dan Thina Ardhiana Mewakili ITS ke Pontianak. Mau ngapain? Masa’ mau transmigrasi. Ya nggaklah. Mereka inilah yang akan mengikuti Presentasi Pemikiran Kritis Mahasiswa Tingkat Nasional di Pontianak. Lalu masih banyak nama-nama cewek lainnya yang berada pada deretan perwakilan lomba karya ilmiah semisal Dewi Chasanah dan Linda Puspitasari. Di antara mereka ada juga para muslimah dan berjilbab lagi. Pasti bangga dong.

Kaum Hawa juga punya Ibu Ratna Megawangi (itu lho, istrinya Menkominfo Sofyan Djalil) yang mengantongi gelar doktor dan post doktoral. Lalu ada juga ibu Dr. Ing. Gina Puspita, DEA yang lulusan Ecole National Superieure de I’Euronatique et de; ‘Espace (ENSAE) Toulouse France. Wanita kelahiran Bogor 8 September 1963 ini pernah menjadi Kepala Departemen Structure Optimization Divisi Riset & Development IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara). Oya, Ibu Gina pernah juga ‘menggegerkan’ dunia kampus dengan kecerdasannya dan memakai cadar ketika mengajar mahasiswa di ITB.

Bahkan saking nggak umumnya cewek cerdas, di Universitas Stanford, California ada seorang profesor yang ganti jenis kelamin dari perempuan menjadi laki-laki. Nama aslinya Barbara Barres diganti menjadi Ben Barres. Sedari lahir hingga gede, ia memang seorang perempuan tulen. Tapi pengalaman hidup dan diskriminasi membuatnya merasa tak nyaman menjadi perempuan. Apalagi dengan kecerdasannya yang di atas rata-rata.

Ketika masih kuliah, kelasnya dipenuhi makhluk yang berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. Ketika ada soal matematika sulit, ia adalah satu-satunya perempuan yang bisa mengerjakan soal itu. Apa tanggapan sang dosen? Si dosen malah mengejek dengan mengatakan soal sulit itu pastilah dikerjakan pacar si mahasiswi.

Lalu di kota Wellington, ada hakim di sana yang sehari-harinya memakai pakaian cewek padahal ia adalah laki-laki tulen. Ia bukan banci, wadam ataupun waria. Ia adalah seorang suami dan bapak dari beberapa anaknya. Bahkan sikapnya ini didukung oleh istri dan anggota keluarga yang lain. Usut punya usut ternyata bapak hakim ini memprotes sistem peradilan Wellington yang tak memberi kesempatan pada kaum perempuan untuk berprestasi utamanya di bidang peradilan.

See, sebetulnya bukannya nggak ada perempuan cerdas itu. Tapi ada sesuatu dan lain hal yang menghalangi perempuan untuk menjadi cerdas. Nah, apakah sesuatu itu?

Kenapa cewek cerdas langka?

Wah... pertanyaan apa pula ini? Pernah nggak sih pertanyaan seperti ini terbersit di benakmu? Kenapa jarang banget kita mendapati cewek cerdas di tengah masyarakat? Umumnya yang muncul selalu laki-laki. Sistem hidup yang mendiskriminasikan perempuan, jawabnya. Lihatlah sistem hidup yang ada saat ini dengan falsafah sekuler plus kapitalis yang katanya membela kesetaraan gender. Lihat pula negara yang mengaku kampium demokrasi alias si congkak Amerika.

Apa yang dilakukan oleh sistem dan negara ini? Ternyata mereka sangat meminggirkan perempuan dengan segenap potensinya. Kamu tahu mengapa ada isu kesetaraan gender? Karena memang pada dasarnya gender perempuan tak pernah benar-benar diakui dan dihormati dalam sistem Kapitalisme-sekularisme itu.

Coba bandingkan dengan Islam yang sudah sejak awal konsepnya laki-laki dan perempuan diperlakukan sama di depan hukum syariat. Bila laki-laki ada kewajiban sholat, puasa, zakat hingga menunaikan ibadah haji, maka perempuan mempunyai kewajiban yang sama pula. Bila laki-laki wajib untuk menuntut ilmu, berdakwah dan berjihad, maka perempuan mempunyai hak yang sama pula.

Karena syariat Islam berasal dari yang menciptakan manusia, Ia pula yang tahu ukurannya. Sehingga Ia pula yang berhak membuat hukumNya. Meski laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban sama, tapi nggak semuanya dipukul rata agar sama semua.

Contoh sederhana adalah jatah untuk kamu dan temanmu. Kamu yang biasanya makan cukup sepiring diberi jatah dua piring hanya gara-gara kepingin sama porsinya dengan temanmu yang olahragawan, misalnya. Atau temanmu yang biasanya jatah makan dua piring cuma diberi satu piring karena biar sama dengan dirimu. Apakah ini bisa dibilang adil?

Sama juga dengan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam Islam. Adil adalah ketika porsi masing-masing diberikan secara tepat guna. Perempuan cerdas itu tidak diukur dari seberapa tinggi nilai IP-nya. Tapi perempuan cerdas adalah perempuan yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan dalam hidupnya dengan satu tolok ukur tertentu yang bertanggung jawab.

Apakah itu? Hukum syara’. Karena seperti kata Om Daniel Goleman bahwa kecerdasan otak saja tidak akan membawa seseorang kepada kesuksesan. Harus ada cerdas secara emosi. Bahkan akhir-akhir ini muncul istilah kecerdasan secara spiritual. Kenapa harus dibagi-bagi seperti itu? Kenapa tidak kita pilih saja kecerdasan yang memberi paket all in dalam satu kemasan?

Tapi, cerdas seperti apa sih yang emang top banget? Soalnya kalo cuma cerdas sebatas nilai kimia, matematika dan fisika hampir sempurna, itu mah udah biasa. Yang nggak biasa adalah yang cerdas tapi sesuai syariat. Emang ada? Makanya terus baca aja tulisan ini yee. Jangan bengong aja. Hehehe...

Cerdas sesuai syariat

Cerdas sesuai syariat adalah seseorang yang dengan kecerdasannya akan semakin menambah keimanannya pada Allah Swt. Bukan sebaliknya. Banyak juga kok pemuda-pemudi muslim yang karena kecerdasannya sampe dikirim ke luar negeri. Di sana mereka menuntut ilmu dan diharapkan sekembalinya ke Indonesia menjadi sarjana yang bisa mengaplikasikan ilmunya. Lebih luas lagi, mereka diharapkan memberi kontribusi bagi kemjuan umat ini. Tapi apa yang terjadi?

Dengan bertambahnya ilmu dan gelar yang dimilikinya, bukannya semakin menambah baik iman dan amalnya,eh mereka malah menjadi antek-antek Barat untuk menghancurkan Islam dari dalam. Ketika berangkat ke negeri Barat, mereka adalah seseorang yang meyakini bahwa Allah adalah al-Khaliq dan al-Mudabbir, pencipta dan pengatur.

Keimanan dan keyakinannya tentang betapa lemahnya manusia tanpa aturan dariNya begitu membubung. Sehingga dia rindu dunia ini diatur dengan aturan dari Yang Maha Pengatur. Tapi, apa yang terjadi ketika ia ada di negeri Barat dan bersentuhan dengan ide-ide Barat? Makmur dan sejahteranya negeri-negeri Barat telah menyilaukannya. Karena silau, ia malu dengan kondisi negerinya dan mayoritas umat Islam yang dianggapnya masih terbelakang dan bodoh.

Sehingga ide-ide rusak semacam demokrasi, kesetaraan gender dan feminisme, hingga ke tataran gaya hidup dengan pola permisif dan hedonis dianutnya. Ia menganggap bahwa ide-ide itulah yang telah membuat dunia Barat maju. Sehingga bila kaum Muslimin ingin maju, maka ide-ide itulah yang seharusnya diambil. Waduh. Parah tenan iki.

Bila cerdas seperti ini yang dimaksudkan, sungguh ini adalah cerdas yang sangat tidak mencerdaskan. Bahkan cerdas yang kampungan. Cerdas yangmerusak alias destruktif. Karena ternyata cerdasnya cuma dalam tataran angka di atas kertas yang bernama IP, tapi secara nyata ia merusak pemahaman dan akidah umat dengan ide-ide kufurnya.

Padahal cerdas yang sesuangguhnya adalah cerdas yang sesuai syariat. Cerdas ketika ilmu yang didapatnya semakin manambah kecintaan ia pada Allah dan berjuang menegakkan kalimatNya. Cerdas ketika beasiswa yang didapat digunakannya dengan sebaik-sebaiknya kemakmuran umat.

Beasiswa? Jangan salah. Istilah ini pun sebetulnya masih rancu. Bagaimana mungkin disebut beasiswa ketika uang yang diterimanya untuk membiayai kuliah adalah uang yang didapat para sponsor semisal bank dunia dari merampok harta kaum Muslimin. Jadi, sudah sewajarnyalah kalo harta itu memang kembali lagi pada yang empunya.

Back to cerdas. Kecerdasan dalam Islam melingkupi semuanya. Ketika kita melihat alam semesta dan berfikir tentang penciptaannya, pastilah akan muncul sebuah stimulus dalam serat otak kita untuk mencari jawabannya secara ilmiah. Tidak berhenti sampai di situ saja. Pengamatan terhadap alam semesta dan alam sekitar membuat kita semakin yakin akan keberadaan dan kemahabesaran Allah, sang pencipta sekaligus pengaturnya. Iman—bagi sebagian kalangan dimasukkan kepada kecerdasan spiritual—kita akan semakin cerdas.

Iman bukan hanya sekadar diyakini tapi juga ada amal nyata dalam kehidupan sehai-hari. Karena sudah dibekali kecerdasan spiritual yang oke, maka dalam bermuamalah dan berhubungan dengan orang-orang juga pasti terlahir sikap dan perilaku yang cerdas. Inilah yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan ini berlaku untuk semua, baik laki-laki dan perempuan yang beriman.

Hanya saja karena mereka ini memang berjenis kelamin yang berbeda, maka porsi yang diberikan Allah juga berbeda. Kecerdasan yang dimiliki kaum perempuan lebih maksimal digunakan dalam ranah rumah tangga. Karena itulah ia dibekali kemampuan alami untuk melahirkan, menyusui dan sebagai pendidik utama anak-anak usia dini. Bukan karena bias gender dan diskriminasi semua ini diatur, tapi demi saling melengkapi dan untuk kesejahteraan bersama.

Dengan karakter laki-laki yang umumnya seperti kita tahu gagah dan perkasa, bayangkan bila ia yang diberi kemampuan untuk melahirkan dan menyusui bayi mungil yang masih lemah dan lembut itu. Maha Besar Allah Yang Maha Tahu bahwa tugas ini memang spesialisasinya perempuan yang difitrahkan dengan sifat-sifat kelembutan dan keibuan.

Seperti inilah seharusnya cewek itu, cerdas yang multifungsi. Ya cerdas otaknya, cerdas emosionalnya dan yang pasti cerdas juga spiritualnya. Jangan sampe terjadi sebaliknya. Apalagi salah kaprah. Apa gunanya cerdas secara IQ tapi lupa pada yang memberi kecerdasan itu sendiri? Apa gunanya punya gelar berderet tapi ternyata kufur nikmat?

Ah, ternyata itu semua memang tak ada gunanya bila kecerdasan yang ada ternyata tak mampu untuk mengenal Rabbnya. Jadi, kamu jangan mau jadi cerdas yang bablas alias nggak tahu diri. Cerdas itu kudu taat syariat. So, cewek cerdas? Kudu lagi! Apakah ada di antara kamu? Semoga semuanya cerdas.

Remaja Islam, Remaja Dakwah

Dakwah? Hmm.. kok kayaknya berat banget kedengarannya ya? Lho, emangnya kenapa? Sebagian teman remaja biasanya denger atau ngucapin kata dakwah terasa sangat berat. Telinga pekak en lidah kelu dan yang terbayang di benaknya pasti urusannya dengan jenggot, kopiah, baju koko, sarung, dan jilbab. Well. Nggak salah-salah amat sih. Cuma nggak lengkap penilaiannya.

Lagian juga terkesan adanya pemisahan antara dakwah dan kehidupan umum, gitu lho. Kesannya kalo dakwah adalah bagiannya mereka yang ada di kalangan pesantren atau anak-anak ngaji aja. Anak-anak nongkrong sih nggak tepat kalo berurusan dengan dakwah. Dakwah kesannya jadi tugas mereka yang hobinya dengerin lagu-lagu nasyid macam Demi Masa-nya Raihan. Bukan tugas anak-anak yang hobinya dengerin lagu-lagu pop macam Terima Kasih Cinta-nya Afgan. Halah, itu salah banget, Bro. Nggak gitu deh seharusnya. Sumpah.

Gini nih, sebenarnya urusan dakwah atau tugas dakwah jadi tanggung jawab bersama seluruh kaum muslimin. Cuma, karena tugas dakwah ini cukup berat dan nggak semua orang bisa tahan menunaikannya, jadinya dakwah secara tidak langsung diserahkan kepada mereka yang ngerti aja. Anggapan seperti ini insya Allah nggak salah. Cuma, kalo dengan alasan seperti ini lalu kaum muslimin yang belum ngerti atau masih awam tentang Islam jadi bebas untuk nggak berdakwah, atau nggak mau terjun dalam dakwah, itu tentu salah, Bro. Why? Karena tetap aja punya kewajiban untuk belajar. Tetap punya kewajiban mencari ilmu. Jadi, nggak bisa bebas juga kan? Malah kalo nekat nggak mau belajar dan nggak mencari ilmu, hal itu dinilai berdosa, man! Bener.

Baginda kita, Rasulullah Muhammad saw. bahkan menyatakan bahwa aktivitas belajar dan mencari ilmu adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dari buaian ibu hingga ke liang lahat. Kalo mencari ilmu itu adalah wajib, berarti bagi yang nggak mencari ilmu selama hidupnya, jelas berdosa dong. Allah Swt. bahkan menjamin orang-orang yang beriman dan berilmu akan diberikan derajat lebih tinggi dibanding orang yang nggak berilmu (apalagi nggak beriman). Firman Allah Swt.:

“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Mujâdalah [58]: 11)

Bro, emang bener banget. Urusan dakwah ini sangat erat hubungannya dengan tingkat keilmuan. Dakwah itu jelas membutuhkan ilmu. Jadi, betul kalo dikatakan bahwa tugas berdakwah hanya diberikan kepada mereka yang udah menguasai ilmu agama. Tapi, buat kita yang belum menguasai ilmu agama secara mantap bukan berarti nggak ada kewajiban dakwah. Sebab, rasa-rasanya untuk ukuran sekarang nih, nggak mungkin banget ada kaum muslimin yang nggak ngerti sama sekali tentang Islam. Pasti deh, satu keterangan atau dua keterangan dalam ajaran agama Islam sudah pernah didengarnya dan menjadi pengetahuannya. So, sebenarnya tetap punya kewajiban nyampein dakwah meskipun cuma sedikit yang diketahui. Kalo pengen lebih banyak tahu tentang Islam, ya tentu saja kudu belajar lagi dan mencari ilmu lagi. Sederhana banget kan solusinya? Insya Allah kamu pasti bisa ngejalaninya, asal kamu mau. Yakin deh.

Mengapa dakwah itu wajib?
Jawabnya gini, sebab Islam adalah agama dakwah. Salah satu inti dari ajaran Islam memang perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah (tauhid) dengan hikmah (hujjah atau argumen). Kepedulian terhadap dakwah jugalah yang menjadi trademark seorang mukmin. Artinya, orang mukmin yang cuek-bebek sama dakwah berarti bukan mukmin sejati. Bener, lho. Apa iya kamu tega kalo ada teman kamu yang berbuat maksiat kamu diemin aja? Nggak mungkin banget kan kalo ada temen yang sedang berada di bibir jurang dan hampir jatuh, nggak kamu tolongin. Iya nggak sih?

Boys and gals, bahkan Allah memuji aktivitas dakwah ini sebagai aktivitas yang mulia, lho. FirmanNya:

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim” (QS Fushshilat [41]: 33)

Dalam ayat lain Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berdakwah. Seperti dalam firmanNya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl [16]: 125)

Menyeru kepada yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah dari perbuatan munkar merupakan identitas seorang muslim. Itu sebabnya, Islam begitu dinamis. Buktinya, mampu mencapai hingga sepertiga dunia. Itu artinya, hampir seluruh penghuni daratan di dunia ini pernah hidup bersama Islam. Kamu tahu, ketika kita belajar ilmu bumi, disebutkan bahwa dunia ini terdiri dari sepertiga daratan dan dua pertiga lautan. Wah, hebat juga ya para pendahulu kita? Betul, sebab mereka memiliki semangat yang tinggi untuk menegakkan kalimat “tauhid” di bumi ini. Sesuai dengan seruan Allah (yang artinya): “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.” (QS al-Baqarah [2]: 193)

Kini, di jaman yang udah jauh berubah ketimbang di “jaman onta”, arus informasi makin sulit dikontrol. Internet misalnya, telah mampu memberikan nuansa budaya baru. Kecepatan informasi yang disampaikannya ibarat pisau bermata dua. Bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Celakanya, ternyata kita kudu ngurut dada lama-lama, bahwa kenyataan yang harus kita hadapi dan rasakan adalah lunturnya nilai-nilai ajaran Islam di kalangan kaum muslimin. Tentu ini akibat informasi rusak yang telah meracuni pikiran dan perasaan kita. Utamanya remaja muslim. Kita bisa saksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa banyak teman remaja yang tergoda dengan beragam rayuan maut peradaban Barat seperti seks bebas, narkoba, dan beragam kriminalitas. Walhasil, amburadul deh!
Itu sebabnya, sekarang pun dakwah menjadi sarana sekaligus senjata untuk membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian Islam kita. Kita lawan propaganda mereka dengan proganda kembali. Perang pemikiran dan perang kebudayaan ini hanya bisa dilawan dengan pemikiran dan budaya Islam. Yup, kita memang selalu “ditakdirkan” untuk melawan kebatilan dan kejahatan.

Sobat muda muslim, Islam membutuhkan tenaga, harta, dan bahkan nyawa kita untuk menegakkan agama Allah ini. Dengan aktivitas dakwah yang kita lakukan, maka kerusakan yang tengah berlangsung ini masih mungkin untuk dihentikan, bahkan kita mampu untuk membangun kembali kemuliaan ajaran Islam dan mengokohkannya. Tentu, semua ini bergantung kepada partisipasi kita dalam dakwah ini.

Coba, apa kamu nggak risih dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja? Apa kamu nggak merasa was-was dengan tingkat kriminalitas pelajar yang makin tinggi? Apa kamu nggak kesel ngeliat tingkah remaja yang hidupnya nggak dilandasi dengan ajaran Islam? Seharusnya masalah-masalah model beginilah yang menjadi perhatian kita siang dan malam. Beban yang seharusnya bisa mengambil jatah porsi makan kita, beban yang seharusnya menggerogoti waktu istirahat kita, dan beban yang senantiasa membuat pikiran dan perasaan kita nggak tenang kalo belum berbuat untuk menyadarkan kaum muslimin yang lalai.

Untuk ke arah sana, tentu membutuhkan kerjasama yang solid di antara kita. Sebab, kita menyadari bahwa kita bukanlah manusia super yang bisa melakukan aksi menumpas kejahatan hanya dengan seorang diri. Kalo kita ingin cepat membereskan berbagai persoalan tentu butuh kerjasama yang apik, solid dan fokus pada masalah. Pemikiran dan perasaan di antara kita kudu disatukan dengan ikatan akidah Islam yang lurus dan benar. Kita harus satu persepsi, bahwa Islam harus tegak di muka bumi ini. Kita harus memiliki cita-cita, bahwa Islam harus menjadi nomor satu di dunia untuk mengalahkan segala bentuk kekufuran. Itulah di antaranya kenapa kita wajib berdakwah, Bro. Semoga kamu paham.

Dakwah itu tanda cinta
Bro en Sis, seharusnya kita menyambut baik orang-orang yang mau meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk dakwah menyampaikan kebenaran Islam. Sebab, melalui merekalah kita jadi banyak tahu tentang Islam. Kita secara tidak langsung diselamatkan oleh seruan mereka yang awalnya kita rasakan sebagai bentuk ‘kecerewetan’ mereka yang berani ngatur-ngatur urusan orang lain. Padahal, justru itu tanda cinta dari sesama kaum muslimin yang nggak ingin melihat saudaranya menderita gara-gara nggak kenal Islam dan nggak taat sama syariatnya.

Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan keadaan suatu kaum atau masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Allah (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: “Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas.” Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa.” (HR Bukhari)

Sobat, dakwah adalah darah dan napas kehidupan Islam. Itu sebabnya, kita yang masih remaja pun dituntut untuk mampu tampil sebagai pengemban dakwah yang handal. Kita khawatir banget, seandainya di dunia ini nggak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam, bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? Jangan sampe Islam dan umat ini hanya tinggal “kenangan”. Yuk, kita kaji Islam biar mantap dan semangat mendakwahkannya.

Laskar Remaja Islam

Akhir-akhir ini banyak orang yang lagi kesengsem ama film Laskar Pelangi. Berawal dari novel laris dengan judul yang sama karya Andrea Hirata, akhirnya diangkat ke layar bioskop oleh sutradara Riri Reza. Hasilnya, banyak orang yang senang dan terinspirasi ama film itu. Konon banyak politisi yang ikutan nonton juga terharu oleh adegan demi adegan pada film itu.

Film ini menceritakan perjuangan anak-anak sekolah di daerah yang tertinggal menggapai masa depan. Jangan bandingkan ama kota Jakarta yang hingar bingar en segala ada, bersekolah aja mereka kudu menghindari hadangan seekor buaya besar. Tapi karena ketekunannya, banyak di antara mereka yang menjadi orang sukses di masa depan.

Nggak manja
Mungkin banyak yang tersentuh oleh film itu, tapi berapa banyak nih remaja jadi nyadar, bahwa hidup itu emang perjuangan? Kejadian dalam novel itu bukan bohongan. Banyak teman kita yang berjuang untuk bisa sampai ke sekolah. Di satu harian nasional pernah dipampang foto seorang anak SD yang sedang berenang untuk tiba di sekolah. Ya, sekolahnya emang terhalangi oleh sungai besar. Untuk itu ia kudu berangkat pagi-pagi banget dan siap-siap berenang. Tas, sepatu, seragam sekolah, dan buku-buku pelajarannya dimasukkan ke dalam kantong plastik agar tidak basah. Dan … byur! Ia pun berenang agar tiba di sekolah.

Saudara-saudara saya pun sering bercerita kalo dulu mereka harus jalan kaki 4-5 kilometer ke sekolah. Untuk itu mereka melewati perkebunan teh, karet, dan melintasi jembatan kereta api yang tingginya masya Allah! Kadangkala di tengah jembatan harus berpapasan dengan kereta api. Mereka pun menghindar ke bahu jembatan yang sengaja disiapkan oleh perusahaan kereta api, atau bergelantungan di bawah rel!

Wah beda banget ya dengan kita semua. Yang kalo ke sekolah berjalan kaki sekian puluh meter saja udah ngeluh kejauhan, lalu milih naik angkutan umum, antar jemput, atau bawa kendaraan sendiri ke sekolah. Nggak ada ceritanya kudu berenang, melewati kebun karet, apalagi berpapasan ama buaya atau kudu pontang-panting menghindari kereta api.

Udah begitu, di sekolah nggak ada cerita kelaperan. Kantin ada dengan menu jajanan yang komplit. Uang saku pun terjamin. Malah nggak sedikit anak sekolah yang uang sakunya di atas UMR buruh pabrik atau kuli bangunan! Belum lagi ponsel setia menemani dengan pulsa yang dijamin selalu ada.
Punya fasilitas yang oke emang nggak salah. Yang salah kalo kemudian kita jadi kebawa manja dan nggak mandiri. Selalu menggantungkan semuanya pada orang lain. Nggak terbayangkan bahwa bersekolah itu nggak gratis dan orang tua banting tulang menghidupi kita semua.

Sikap mandiri itulah yang di antaranya pengen ditampilkan dalam kisah Laskar Pelangi. Meski dalam keadaan seadanya – malah serba susah – tapi pantang menyerah. Kita tidak tahu apakah pesan itu bisa ditangkap oleh para pembaca dan pemirsa film. Jangan-jangan orang lebih terpukau pada jalinan cerita di buku, atau sinematografinya di film ketimbang menangkap pesannya.

Di Indonesia, jadi remaja yang punya semangat tinggi untuk belajar nggak gampang. Pasalnya sejak remaja udah dicekoki aneka dugem (dunia gemerlap). Yang namanya sukses itu bukanlah kerja keras apalagi ngandelin kecerdasan otak, tapi cukup tampang keren atau suara merdu. Maka bangku sekolah udah mulai ditinggalkan banyak remaja. Kalo pun sekolah atau kuliah ya untuk formalitas punya ijazah. Yang lebih parah, nggak sedikit remaja kita cuek abis kalo nggak naek kelas atau putus sekolah gara-gara sibuk cari duit en popularitas. Musibah deh tuh!

Saya jadi teringat, beberapa tahun silam, di sebuah infotainment diliput cerita beberapa selebritis yang nggak naek kelas atau drop out karena kesibukan mereka. Rata-rata dengan enteng mereka menceritakan pengalaman tersebut. Bukankah ini kampanye negatif buat kaum remaja bahwa bersekolah itu nggak penting, yang penting elo-elo bisa cari duit. Toh, jadi kaya nggak perlu pake ijazah.

Ini juga yang jadi tema sebuah iklan rokok. Pilih mana; lulus dulu or kerja dulu? Menurut kamu gimana?

Di Amerika, banyak pakar pendidikan dan tokoh masyarakat yang prihatin melihat kualitas pendidikan para remaja AS. Di kampus-kampus ternama seperti Harvard, indeks prestasi mahasiswa asal AS kalah oleh mahasiswa asal Asia.

Di Indonesia? Masih ada aja anak SMA yang berangkat hanya bawa satu buah buku tulis yang dilipat dan dimasukkan ke saku belakang celananya. Pulang sekolah ada ekskul informal; nongkrong di mall dan di pinggir jalan, atau tawuran. Halah!

Ada beberapa kawan yang pernah jadi guru di sekolah-sekolah swasta unggulan. Di sana, kata mereka, banyak guru yang jiper alias takut ngasih nilai kecil pada muridnya. Soalnya orang tua siswa bakal marah pada sekolah kalo sampai anaknya dapet nilai kecil, apalagi sampai nggak naek kelas. Bukankah ini berarti membuat remaja kita jadi makin manja?

Remaja Islam, remaja pejuang
Bro en sis, mungkin nggak banyak remaja tahu apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. ketika hidup dalam asuhan Abu Thalib, pamannya. Setelah kedua orang tuanya wafat, kemudian kakeknya juga wafat, Rasulullah saw. diajak tinggal di rumah pamannya itu. Abu Thalib bukan orang yang kaya. Anaknya pun banyak. Maka Rasulullah saw. pun berinisiatif mencari pekerjaan untuk meringankan beban pamannya. Salah satunya beliau bekerja sebagai penggembala kambing. Beliau juga bercerita kalo para nabi dan rasul pun adalah orang-orang yang hidupnya mandiri, ada yang menjadi penggembala kambing, atau yang lain.

Ketika dewasa, Nabi saw. bekerja membawa barang dagangan milik Khadijah ra. Berkali-kali Beliau melakukan perdagangan dan membawa keuntungan besar. Sampai akhirnya menikahi wanita yang suci dan mulia itu.

Guyz, umat Islam diajarkan oleh Nabi saw. untuk jadi umat pejuang. Beliau memuji orang-orang yang giat belajar dan giat bekerja. Orang yang mencari ilmu dijanjikan akan mudah meniti jalan ke surga. Sabdanya:

“Barangsiapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu di sana, niscaya Allah mudahkan jalannya ke surga.”
Hakim bin Hizam ra. pernah bertutur bahwa ia pernah meminta sesuatu kepada Nabi saw. lalu beliau memberinya. Ia meminta lagi, dan kembali Beliau saw. memberinya. Kemudian ia meminta lagi, tapi kali ini Rasulullah saw. berkata padanya, “Hai Hakim, harta ini memang indah dan manis, maka siapa yang mengambilnya dengan kelapangan hati diberi berkat baginya. Sebaliknya, siapa yang menerimanya dengan kerakusan tidak berkah baginya, bagaikan orang yang tak kunjung kenyang. Dan tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah.” Hakim kemudian berkata, “Ya Rasulullah, demi Allah yang mengutusmu dengan kebenaran, saya tidak akan menerima apapun dari seseorang sepeninggalmu hingga mati.” Maka semenjak itu Hakim tidak pernah menerima pemberian dari siapapun termasuk dari baytul mal.

Sobat muda muslim, kesuksesan yang diceritakan dalam film Laskar Pelangi itu adalah buah kerja keras dan ketekunan. Nggak datang begitu aja. Dua hal itulah yang jadi resep siapa aja yang pengen sukses.

So, nyadar deh kalo masa muda yang kamu sedang miliki itu adalah impian banyak orang yang udah lanjut usia? Karena kamu tuh punya satu kesempatan yang oke banget, yang kalo dimanfaatkan semaksimal mungkin bakal menjadi sesuatu yang hebat. Termasuk jadi kepala negara yang hebat pun ditentukan hari ini selagi kamu muda. Pepatah lama bilang, “pemuda hari ini, pemimpin masa depan”.

Hari ini, umat Islam butuh banget remaja-remaja yang punya semangat untuk maju. Cinta agama, mandiri dan pastinya nggak egois. Nabi saw. bersabda: “Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya; … pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya.” (HR Muslim)

Udah gitu, umat Islam juga butuh remaja-remaja yang istiqamah dengan agamanya. Nggak peduli orang lain mau ngomong apa yang penting maju terus pantang mundur membela kebenaran. Maklum aja, hari gini banyak orang yang mencela orang-orang yang cinta pada agamanya (Islam). Yakin aja, yang namanya kebenaran nggak ditentukan ama suara terbanyak, tapi oleh Al Quran dan as sunnah. Allah Swt. Berfirman (yang artinya): “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS al-An’am [6]: 116)

Jujur aja, kita udah kelamaan jadi bangsa yang manja. Maju mundurnya bangsa ini digantungkan kepada pihak lain. Tanah air kita bangun dengan uang hasil ngutang pada bangsa lain, yang entah kapan bisa dilunasi. Teknologi harus beli dari pihak lain dengan harga yang mahal. Ironinya ketika minggu-minggu ini perekonomian Amerika dilanda krisis, eh kita juga ikutan panik. Kena imbas masalah ekonomi dari bangsa lain. Duh, betapa hidup kita ditentukan oleh bangsa lain. Manja banget ya kita ini.

Moga-moga, bakal segera berjejer barisan remaja Islam yang siap memajukan agamanya. Remaja yang mandiri. Nggak manja. Yakin banget bahwa Allah bakal ngasih pertolongan buat hamba-hambaNya yang berbaris rapi memperjuangkan agama Allah. Allah Swt. Berfirman (yang artinya): “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS al-Maidah [5]: 54)
Yuk, sama-sama benahi diri, permak pemahaman kita, siap hidup mandiri, tekun mengkaji Islam dengan benar dan baik, dan jadilah remaja pejuang dan pembela Islam. Maju terus pantang mundur, Bro!